Penulis adalah seorang mahasiswa Univesrsitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) jurusan D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan. Berikut identitas lengkapnya.
tugas
Senin, 07 Desember 2015
PPT dan Leaflet
1.Pembuatan makalah dengan optimalisasi Program Mendeley dan KTI tentang MAKALAH MATERNITAS PENDARAHAN POST PARTUM. Dapat dilihat dan di unduh di:
2. Presentasi MAKALAH PENDARAHAN POST PARTUM dengan powerpoint yang menarik dapat dilihat dan di unduh :
3. Presentasi MAKALAH PENDARAHAN POST PARTUM dengan powerpoint animasi dapat diunduh dan dilihat di :
https://docs.google.com/presentation/d/1jPzfXCf7tBQ_l9-u2rBO7xgJZWsxaLix5c25WfpEBnk/edit#slide=id.p3
4. Pembuatan leaflet tentang pendarahan post partum dapat dilihat di blog
link senam kegel
. Senam kagel senam yang membantu bentuk tubuh seperti semula, setelah masa kehamilan Alasannya senam ini memiliki banyak manfaat baik bagi pria maupun wanita. Senam kegel merupakan senam yang diperuntukkan untuk memperkuat otot panggul. Senam kegel pertama kali dicetuskan oleh dr. Arnold Kegel pada tahun 1945. Pada awalnya senam ini diperuntukkan bagi wanita yang susah untuk menahan air kencing. Namun seiring berjalannya waktu senam kegel bermanfaat untuk kesehatan seksual seseorang.
Senam Ini dilakukan dimana pun anda berada. kami akan memperlihatkan vidio senam kagel yang diperankan oleh peraga mahasiswa, silahkan dilihat di youtube dengan link
dapat diunduh
dapat diunduh
link video post partum
Disini kamu akan menampilkan vidio pengertan post partum
link bisa dilihat di youtube dengan alamat. dapat diunduh di alamat ini
https://youtu.be/KZEgMcya8Cc
https://youtu.be/KZEgMcya8Cc
Selasa, 27 Oktober 2015
TUGAS KOMPUTRISASI MATERNITAS PENDARAHAN POST
PARTUM

KELOMPOK 2
1.Putri Dewi Suciningtyas J200140004
2.Alif
Nurohim J200140011
3. Heri Prasetyo J200140017
4. Hastuti J200140029
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT karena Hidayah-Nyalah tugas peran perawat
sebagai communicator ini dapat terselesaikan.
Dalam
penyusunan tugas ini
kami sebagai penulis
mengambil referensi atau materi
dari internet dan buku panduan
yang terkait dengan materi ini, kemudian
kami susun dan
rangkum menjadi bentuk yang lebih terperinci.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah
ini masih terdapat kekurangan – kekurangan, untuk itu kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusunan
tugas yang berikutnya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR
ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG .................................................... 4
RUMUSAN
MASALAH ..................................................... 4
TUJUAN ..................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
DEFINISI ..................................................... 5
KLASIFIKASI ..................................................... 5
ETIOLOGI ..................................................... 6
PATOFIFIOLOGI ..................................................... 7
PATHWAY ..................................................... 8
DIAGNOSIS ..................................................... 10
ASUHAN KEPERAWATAN .................................................... 11
DIAGNOSA DAN INTERVENSI .............................................. 13
DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................. 14
FOKUS INTERVENSI DAN
RASIONAL RENCANA
KEPERAWATAN ..................................................... 14
PENCEGAHAN DAN
MANAGEMEN .................................... 18
EVALUASI .....................................................`` 20
BAB III KESIMPULAN ..................................................... 21
DAFTAR PUSAKA ..................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Jika kita berbicara tentang persalinan sudah
pasti berhubungan dengan perdarahan, karena semua persalinan baik pervaginam
ataupun perabdominal (sectio cesarea ) selalu disertai perdarahan.
Pada persalinan pervaginam perdarahan dapat
terjadi sebelum, selama ataupun sesudah persalinan. Perdarahan bersama-sama
infeksi dan gestosis merupakan tiga besar penyebab utama langsung dari kematian
maternal.
Kematian maternal adalah kematian seorang
wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehamilan.
Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2
golongan, yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas, dan sebab-sebab lain seperti penyakit jantung, kanker,
dan lain sebagainya.
Suatu perdarahan dikatakan fisiologis apabila
hilangnya darah tidak melebihi 500 cc pada persalinan pervaginam dan tidak
lebih dari 1000 cc pada sectio cesarea. Perlu diingat bahwa perdarahan yang
terlihat pada waktu persalinan sebenarnya hanyalah setengah dari perdarahan
yang sebenarnya. Seringkali sectio cesarea menyebabkan perdarahan yang lebih
banyak, harus diingat kalau narkotik akan mengurangi efek vasokonstriksi dari
pembuluh darah.
B. RUMUSAN
MASALAH
1 . Apakah penyebab pendarahan post partum?
2 . Faktor apa saja yang mempengaruhi pendarahan
post partum?
3 . Apa saja pencegahan untuk menghindari
pendarahan post partum?
C. TUJUAN
1.
Untuk
mencegah kematian pada saat ibu melahirkan.
2.
Untuk mengetahui
apa saja faktor penyebab pendarahan post partum.
3.
Untuk
mengetahui tanda dan gejala penyebab pendarahan post partum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
1. Post
Partum
Post
partum adalah masa dimulai setelah partum selesai kira-kira 6 minggu
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Dimana tubuh menyesuaikan baik fisik
maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Bari S A, dkk, 2002)
Perdarahan
pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml
2.
Perdarahan
Perdarahan adalah hilangnya volume darah dari
pembuluh kapiler baik
mengucur maupun merembes dalam waktu yang cepat. (Purwadiato, dkk : 2000 ) 3. Perdarahan Post Partum
Perdarahan
Post Partum adalah perdarahan dalam kala IV yang lebih
dari 500 CC dalam 24 jam setelah bayi dan plasenta lahir (Rustam : 2000)
Nifas
adalah masa pulihnya kembali alat kandungan , dimulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini enam
(6) minggu (Manuba,2000).
B. KLASIFIKASI
·
Menurut
Depkes RI (1999) post partum dibagi menjadi tiga periode yaitu :
a. Puerperium dini yaitu keadaan yang terjadi segera setelah persalinaa sampai 24 sesudah
persalinan. Kepulihan dimana ibu telah diperbolahkan berdiri dan berjalan
–jalan.
b. Early Puerperium yaitu keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium
c. Later Puerperium yaitu waktu satu minggu sesudah melahirkan sampai enam
·
Menurut
waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian :
a.
Perdarahan
post partum primer (early post partum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak
lahir.Perdarahan postpartum primer bisa terjadi karena atoni uteri, robekan
jalan lahir, retensio plasenta, inversi uteri, ruptura uteri, dan gangguan
koagulasi,
b. Perdarahan post partum sekunder (late post
partum hemorrhage) yang terjadi setelah 2 Perdarahan
postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum
adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam24 jam setelah anak
dan plasenta lahir . (Prof.Dr.RustamMochtar,MPH,199) Perdarahan postpartum
sekunder biasanya terjadi akibat sisa plasenta dalam uteri (Prawirohardjo,
2008)
·
Perdarahan
Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1) Early Postpartum : Terjadi
24 jam pertama setelah bayi lahir
2) Late Postpartum : Terjadi
lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir. 4 jam biasanya antara hari ke 5
sampai 15
C. ETIOLOGI
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum terdiri dari faktor
predisposisi, faktor langsung dan faktor pendukung.
Faktor predisposisi antara lain:
1.
Umur
2.
Persalinan
terlalu cepat (partus precipitatus)
3.
Paritas
4.
Status
gizi
5.
Kelainan
darah
6.
Kelahiran
bayi besar
7.
Kelahiran
yang dibantu dengan alat (forcep, vacum)
8.
Distensi
uterus yang berlebihan karena hidramnion dan gemeli(uterus terlalu tegang dan
besar)
9.
Induksi
persalinan dan punya riwayat perdarahan post partum.
10. Anemia
Faktor langsung antara lain:
1.
Atonia
uteri
2.
Trauma
/ laserasi
3.
Retensio
4.
Retensio
plasenta
5.
Inversio
uteri
Faktor pendukung antara lain:
1.
Sarana
dan prasarana
2.
Transportasi
3.
Tenaga
kesehatan
D. PATOFISIOLOGI
Perdarahan berasal dari tempat plasenta, bila
tonus uterus tidak ada, kontraksi uterus lemah, maka anteri-arteri spiral yang
seharusnya tertutup akibat kontraksi uterus tetap terbuka. Darah akan terus
mengalir melalui bekas melekatnya plasenta kecavum uteri dan seterusnya keluar
pervaginam (El-Refaey, 2003). Setelah kelahiran anak, otot-otot rahim terus
berkontraksi dan plasenta mulai memisahkan diri dari dinding rahim selama
jangka waktu tersebut. Jumlah darahyang hilang tergantung pada berapa cepat hal
ini terjadi. Biasanya, persalinan kala III berlangsung selama 5-15 menit. Bila
lewat dari 30 menit, maka persalinan kala IIIdianggap lama (DepKes RI, 2004).
Perdarahan postpartum bisa terjadi karena kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta atau karena plasenta melekat terlalu erat pada dinding
uterus (Hakimi,2003).
E.PATHWAY
Penyakit
darah Atonia uteri Sisa plasenta dan selaput ketuban
Robekan
jalan lahir/servik
Kelainan
pembekuan darah
Uterus
gagal berontraksi dengan baik setelah persalinan
Menghalangi
kontraksi uterus
Uterus
tidak dapat berkontraksi secara efektif
Masih
ada pembekuan Darah yang tetap terbuka
Perdarahan
post partum
Perdarahan
hebat Kehilangan vaskuler berlebihan
Ancaman
perubahan pada status kesehatan/kematian
Syok
Kekurangan volume cairan
Hipovolemia
Perubahan
perfusi jaringan
Ansietas
![]() |
PATHWAY
E. DIAGNOSIS
Tabel pendarahan post partum
|
Gejala dan tanda yang selalu ada
|
Gejala
dan tanda yang kadang-kadang ada
|
Kemungkinan
diagnosis
|
|
1. Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan segera setelah anak lahir (Perdarahan Pasca
Persalinan Primer atau P3)
|
Syok
|
Atonia uteri
|
|
1. Perdarahan segera (P3)
2. Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
(P3)
3. Uterus kontraksi baik
4. Plasenta lengkap
|
1. Pucat
2. Lemah
3. Menggigil
|
Robekan
jalan lahir
|
|
1. Plasenta belum lahir setelah 30 menit
2. Perdarahan segera (P3)
3. Uterus kontraksi baik
|
1. Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
2. Inversio uteri akibat tarikan
3. Perdarahan lanjutan
|
Retensio plasenta
|
|
1. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh
darah) tidak lengkap
2. Perdarahan segera (P3)
|
Uterus
berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang
|
Tertinggalnya
sebagian plasenta
|
|
1. Uterus tidak teraba
2. Lumen vagina terisi massa
3. Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir) Nyeri
sedikit atau berat
4. Perdarahan segera (P3)
|
Syok
neurogenik
Pucat
dan limbung
|
Inversio uteri
|
|
1. Sub-involusi uterus
2. Nyeri tekan perut bawah
3. Perdarahan >24 jam setelah persalinan. Perdarahan
sekunder atau P2S. Perdarahan bervariasi (ringan atau berat, terus menerus
atau tidak teratur) dan berbau (jika disertai infeksi)
|
Anemia
Demam
|
Perdarahan terlambat Endometritis atau sisa plasenta
(terinfeksi atau tidak)
|
|
1. Perdarahan segera (P3)(Perdarahan intraabdominal
dan/atau vaginum)
2. Nyeri perut berat (kurangi dengan ruptur)
|
Syok
Nyeri
tekan perut
Denyut
nadi ibu cepat
|
Robekan
dinding uterus (Ruptura uteri)
|
F. ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian fokus Pengkajian fokus pada
perdarahan post portum meurutDongoesdan
Marylin E, (2001) sebagai berikut :
a.
Alasan dan keluhan pertama masuk Rumah Sakit Apa yang dirasakan saat itu
ditujukan untuj mengenali tanda atau gajala yng berkaitan dengan perdarahan
post portum misalnya antonio uteri, retensio plasenta robekan jalan lahir,
vagina, perineum, adanya sisa selaput plsenta dan biasanya ibu nampak
perdarahan banyak > 500 CC
b. Riwayat kesehatan sekarang dikaji
untuk mengetahui apakah seorang ibu menderita penyakit yang bisa menyebabkan
perdarahan post portum seperti aspek fisiologis dan psikososialnya.
c. Riwayat
kesehatan dahulu
Dikaji
untuk mengrtahui apakah seorang ibu perah menderita penyakit yang lain yang
menyertai dan bisa memperburuk keadaan atau mempersulit penyambuhan. Seperti
penyakit diabetus melitus dan jantung
d.
Riwayat kesehatan keluarga Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada yang
mempunyai riwayat yang sama ada yang mempunyai riwayat yang sama
Pola pengkajian kesehatan menurut (Dongoes
dan Marilyn E,2001) Sebagai berikut :
1) Aktivitas istirahat Insomia mungkin
teramat.
2) Sirkulas kehilangan darah selama
proses post portum
3) Integritas ego Peka rangsang, takut atau
menangis sering terlihat kira-kira 3hari setelah melahirkan “post portum blues”
4)Eliminasi BAK tidak teratur sampai hari ke 2 dan ke 5
5) Makan dan cairan Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan
kira-kira sampai hari ke 5
6) Persepsi sensori Tidak ada gerakan dan
sensori
7) Nyeri dan ketidaknyamanan. Nyeri tekan payudara dan pembesaran dapat
terjadi diantara hari ke 3 sampai hari ke 5 post partum
8) Seksualitas
a. Uterus diatas umbilikus pada 12 jam
setelah kelahiran menurun satu jari setiap harinya
b. Lochea rubra berlanjut sampai hari ke 2
c. Payudara produksi kolostrum 24 jam pertama
9) Pengkajian Psikologis
a. Apakah pasien dalam keadaan stabil
b. Apakah pasien biasanya cemas sebelum persalinan
dan masa penyembuhan
10) Data pemeriksaan Penunjang, meliputi :
pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit darah, leukosit.
2. Pengkajian Dasar Data Klien
a. Sirkulasi: Rembesan kontinu atau perdarahan
tiba-tiba. Dapat tampak pucat, anemik.
b. Ketidaknyamanan : Nyeri tekan uterus
(fragmen-fragmen plasenta tertahan) Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit
punggung (hematoma)
c. Keamanan : Pecah ketuban dini
d. Seksuaitas : Tinggi fundus atau baan
uterus gagal kembali pada ukuran dan fungsi kehamilan (Subinvorusi) Leukorea
mungkin adaTerus terlepasnya jaringan
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Golongan darah
: Menentukan Rh, golongan ABO dan pencocokan
silang
b. Jumlah darah lengkap
c. Kultur uterus dan vaginal
: Mengesampingkan infeksi pasca partum
d. Urinalisis : Memastikan kerusakan kandung
kemih
e. Profil koagulasi
: Memastikan kerusakan kandung kemih
: Peningkatan degeradasi kadar produk fibrin/
produk spilit fibrin (SDP/FSP)
f. Sonografi
: Menentukan adanya jaringan plasenta yang
tertahan.
G. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
berlebihan.
Intervensi :
a.Tinjau ulang catatan kehamilan dan
persalinan/kelahiran.
b.Kaji lokasi uterus dan derajat
kontraktilitas uterus.
c.Perhatikan hipotensi/takikardia perlambatan
pengisian kapiler, sinopsis
dasar kuku membran mukosa dan bibir.
d.Lakukan tirah baring dengan kaki di
tinggikan 200-300 dan tubuh
horisontal.
e.Kolaborasi : - Pemberian infus, pemberian
darah lengkap/produk darah
- Pemberian obat sesuai indikasi
2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan hipovolemia
Intervensi :
a.Perhatikan Hb/Ht sebelum dan setelah
kehilangan darah
b.Pantau tanda vital; catat derajat dan
durasi episode hipovolemik c.Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahn
perilaku d.Kaji
d.Kaji payudara setiap hari, perhtikan ada
atau tidaknya laktasi dan
perubahan pada ukuran payudara
e.Kolaborasi :- Berikan terapi oksigen sesuai
kebutuhan
- Pantau GDA dan Kadar pH
3.Ansietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan
atau kematian .
Intervensi :
a.Evaluasi respon psikologis serta persepsi
klien terhadap kejadian hemoragi pasca partum.
b. Sampaikan sikap tenang, empati dan
mendukung. c.Berikan informasi tentang modalitas tindakan dan keefektifan
intervensi
d. Bantu klien dalam mengidentifikasi
perasaan ansietas; berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan.
e.Rujuk klien/pasang untuk konseling atau ke
kelompok pendukung komunitas. (Doenges, 2001 : 488 – 484)
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rumusan diagnosa keperawatan menurut North American Nursing Dianosa
Association (2005) adalah sebagai berikut :
a. Defisit volume cairan b. d kehilangan
aktif volume cairan
b. Nyeri akut b. d agen injuri
fisik
c. Resiko onfeksi b. d prosedur
invasif
d. Defisit perawatan diri b. d
kelemahan fisik
e. Cemas atau ketakutan b. d
krisis siuasional
I. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL RENCANA KEPERAWATAN
McCloskey, J.C, Buluechek, G.M (2000) Nursing
intervention Classification (NIC).
a.Defisit volume cairan b/d kehilangan aktif voluma cairan
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : 1). Perdarahan berhenti
2).
Hb diatas normal
3). Tanda vital diatas normal
Rencana tindakan keperawatan
1). Monitor jumlah pendarahan pasien
Rasional : kehilangan darah akibat
perdarahan bisa berakibat syok.
2). Monitor hasil laboratorium pasien
Rasional : kehilangan darah akibat perdarahan bisa berakibat syok.
3). Monitor hasil laboratorium pasien
Rasional : Anemi akibat kehilangan
darah dapat terjadi. Terapi pengantian darah mungkin diperlukan.
4). Tidurkan
pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedang badanya tetap terlentang.
Rasional : dengan kaki lebih tinggi
akan meningkatan aliran darah ke otak dan organ lain.
4). Monitor tanda vital
Rasional : perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin berat
5). Monitor intake dan output setiap 1 jam
Rasional : Perubahan output
merupakan tanda adanya gangguan sirkulasi darah.
6). Lakukan message uterus dengan satu tangan serta
tangan lainnya diletakkan diatas simpisis.
Rasional : Message uterus merangsang
kontraksi uterus dan membantu pelepasan plasenta, satu tangan diatas simpisis
mencegah terjadinya inversio uteri.
7). Batasi pemeriksaan vagina dan rektum
Rasional : Trauma yang terjadi di daerah
vagina dan rektum meningkatkan terjadinyas erviks/ perineum
8). Berikan infus atau cairan intravana
Rasional : cairan intravana dapat
meningkatkan volume intravasculer
9). Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian anti
perdarahan
Rasional : Anti perdarahan mencegah perdarahan yang lebih hebat dan
mengetahui intervensi selanjutnya
10).Berikan
tranfusi whole blood (bila perlu)
Rasional : whole blood membentu menormalkan
volume cairan tubuh akibat perdarahan terjadinya perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi
laserasi pada serviks / perineum
8). Berikan infus atau cairan intravana
Rasional : cairan intravana dapat
meningkatkan volume intravasculer
9). Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian anti
perdarahan
Rasional : Anti
perdarahan mencegah perdarahan yang lebih hebat dan mengetahui intervensi
selanjutnya
10). Berikan tranfusi whole blood (bila perlu)
Rasional : whole blood membentu
menormalkan volume cairan tubuh akibat perdarahan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen
injuri fisik (luka jahitan perineum)
Tujuan : Nyeri hilanh atau brkurang
Kriteria hasil :
1). Skala nyeri berkurang atau hilang
2).
Pasien tampak tenang
Rencana tindakan keperawatan
1) Kaji nyeri setiap 6 jam, baik skala,
intensitas, lokasi, frekuensi
Rasional
: Untuk mengetahui derajat dan tingkat nyeri yang dialami dan untuk dapat
melakukan intervensi selanjutnya
2) Ajarkan teknik relaksasi
Rasional
: untuk mengalihkan perhatian pasien dari nyerinya.
3) Kaji tanda vital Rasional
Rasional
: Mengetaui perubahan tanda vital dan untuk dapat melakukan intervensi
selanjutya
4) Pemberian dengan tim medis dengan
pemberian analgetik
Rasional : mengurangi rasa nyeri
c. Resiko infeksi
sehubungan dengan prosedur invasif
Tujuan : tidak terjadi infeksi Kriteria hasil :
1)
Lochea tidak berbau dan
2)
Tanda vital dalam batas vital
Rencana tindakan keperawatan
1) Catat perubahan tanda vital Rasional
Rasional : Perubahan tanda vital (suhu) merupakan indikasi terjadinya infeksi
2) Obsevasi luka dan jahitan perineum
tiap ganti balut. Rasional : mengetahui seberapa besar resiko untuk infeksi dan
menentuakan intervensi selanjutnya.
3) Monitor involusi uterus dan pengeluaran lochea
Rasional : infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi pengeluaran lochea
yang berkepanjangan
4) Perhatikan kemungkinan infeksi ditempat lain,
misalnya infeksi di saluran nafas, mastitis dan saluran kencing Rasional
Infeksi ditempat lain memperburuk keadaan
5) Berikan perawatan perineal, dan pertahankan
agar pembalut Jangan sampai terlalu basah Rasional : pembalut yang terlalu
basah bisa menyebabkan iritasi dan dapat menjadi media untuk pertumbuhan
bakteri, peningkatan resiko infeksi
6) Kolaborasi dengan tim medis dengan
pemberian pemberian zat besi dan antibuotika.
Rasional : Anemi memperberat
keadaan dan antibiotika yang tepat diperlukan untuk keadaan infeksi.
d. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan fisik
Tujuan : Kebutuhan akan aktifitas fisik pasie terpenuhi
Kriteria
hasil : 1) Pasien dapat melakukan aktivitas dengan bantuan
2) Pasien menyatakan
kenyamanan terhadkemempuan melakukan aktivitas
3) Klien terbebasdari bau badan
Rencana
tindakan keperawatan
1) Monitor kemampuan klien untuk
perawatan diri yang mandiri.
Rasional
: Kemampuan pasien dalam perawatan diri dan meningkatakan rasa percaya diri
2)
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian
berhias, toileting dan makan.
Rasional : Membantu meningkakan
kemampuan aktivitas pasien
3)
Sediakan bantuan sampai klien mampu scara utuh untuk melakukan selfcare
Rasional : Meningkatakan
kemampuan melakukan perawatan diri mandiri
yang optimal sesuai kemampuan.
4)
Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien
tidak mampu melakukannya.
Rasional
: Kemampuan individu untuk meningkatkan rasa percayaDiri
5).
Ajarkan klien atau keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Rasional : Memberikan
dukungan kepada keluarga dan pasien dalam perawatan diri yang mandiri
e.
Cemas berhubungan dengan krisis situasional
Tujuan
: Cemas hilang atau brkurang
Kriteria
hasil :
1)
Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya
2) Pasien mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang
Rencana
tindakan keperawatan
1)
Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
Rasional :
Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya
2)
Kaji respon fisiologis klien (takikardia, takipnea, gemetar)
Rasional
: Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis
3)
Perlakukan pasien secara empati serta sikap mendukung Rasional : Memberikan
dukungan emosi
4)
Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
Rasional : Informasi yang
akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
5)
Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
Rasional : Ungkapan
perasaan dapat mengurangi rasa cemas
6)
Kaji mekanisme koping yang digunakan klien Rasional : cemas yang berkepanjangan
dapat dicagah dengan mekanisme koping yang tepat
J. PENCEGAHAN DAN MENEGEMEN
1.Pencegahan Perdarahan Postpartum
a.
Perawatan
masa kehamilan
Mencegah
atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang disangka akan
terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan
sewaktu bersalin tetapi sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan
antenatal care yang baik. Menangani anemia dalam kehamilan adalah penting,
ibu-ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan postpartum sangat
dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
b.
Persiapan
persalinan
Di
rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah,
dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di bank darah.
Pemasangan cateter intravena dengan lobang yang besar untuk persiapan apabila
diperlukan transfusi. Untuk pasien dengan anemia berat sebaiknya langsung
dilakukan transfusi. Sangat dianjurkan pada pasien dengan resiko perdarahan postpartum untuk
menabung darahnya sendiri dan digunakan saat persalinan
c.
Persalinan
Setelah
bayi lahir, lakukan massae uterus dengan arah gerakan circular atau maju mundur
sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan baik. Massae yang
berlebihan atau terlalu keras terhadap uterus sebelum, selama ataupun sesudah
lahirnya plasenta bisa mengganggu kontraksi normal myometrium dan bahkan
mempercepat kontraksi akan menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan dan
memicu terjadinya perdarahan postpartum
d.
Kala
tiga dan Kala empat
1)
Uterotonica
dapat diberikan segera sesudah bahu depan dilahirkan. Study memperlihatkan
penurunan insiden perdarahan postpartum pada pasien yang mendapat oxytocin
setelah bahu depan dilahirkan, tidak didapatkan peningkatan insiden terjadinya
retensio plasenta. Hanya saja lebih baik berhati-hati pada pasien dengan
kecurigaan hamil kembar apabila tidak ada USG untuk memastikan. Pemberian
oxytocin selama kala tiga terbukti mengurangi volume darah yang hilang dan kejadian
perdarahan postpartum sebesar 40%.
2)
Pada umumnya plasenta akan lepas dengan
sendirinya dalam 5 menit setelah bayi lahir. Usaha untuk mempercepat pelepasan
tidak ada untungnya justru dapat menyebabkan kerugian. Pelepasan plasenta akan
terjadi ketika uterus mulai mengecil dan mengeras, tampak aliran darah yang
keluar mendadak dari vagina, uterus terlihat menonjol ke abdomen, dan tali
plasenta terlihat bergerak keluar dari vagina. Selanjutnya plasenta dapat
keluarkan dengan cara menarik tali pusat
secra hati-hati. Segera sesudah lahir plasenta diperiksa apakah lengkap atau tidak. Untuk
“ manual plasenta “ ada perbedaan pendapat waktu dilakukannya manual plasenta.
Apabila sekarang didapatkan perdarahan adalah tidak ada alasan untuk menunggu
pelepasan plasenta secara spontan dan manual plasenta harus dilakukan tanpa
ditunda lagi. Jika tidak didapatkan perdarahan, banyak yang menganjurkan
dilakukan manual plasenta 30 menit setelah bayi lahir. Apabila dalam
pemeriksaan plasenta kesan tidak lengkap, uterus terus di eksplorasi untuk
mencari bagian-bagian kecil dari sisa plasenta.
3)
Lakukan
pemeriksaan secara teliti untuk mencari adanya perlukaan jalan lahir yang dapat
menyebabkan perdarahan dengan penerangan yang cukup. Luka trauma ataupun
episiotomi segera dijahit sesudah didapatkan uterus yang mengeras dan
berkontraksi dengan baik.
K. EVALUASI
Perawat melakukan evaluasi sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan didalam penatalaksanaan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui kemajuan hasil dari tindakan yang sudah dilakukan, keluhan
dari pasien dan observasi tenaga kesehatan.
Evaluasi dari kasus ini yaitu :
a. Pasien sudah tidak pucat
b. Kesadaran Compos Menthis
c. Tekanan darah, nadi, respirasi,
dan suhu stabil
d. Perdarahan
berkurang, serta perdarahan tidak berbau busuk
e. Tinggi fundus uteri sesuai
dengan ukuran normal pada hari ke 7 postpartum di pertengahan pusat simfisis
f. Kontraksi uterus baik
g. Rasa cemas ibu berkurang Didalam
memberikan asuhan
BAB III
KESIMPULAN
Perdarahan adalah salah satu penyebab utama langsung kematian materna
terutama di Negara yang kurang berkenbang perdarahan merupakan penyebab
terbesar kematian maternal. Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan 500
cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi secar
massif dan cepat, atau secara perlahan – lahan tapi secara terus menerus.
Perdarahan hanyalah gejala, harus dicari tahu penyebabnya untuk memberikan
pertolongan sesuai penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dengan, K. E., Indikasi, C., & Sisa, R. (2013).
Asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. w postpartum hari ke 7 dengan.
Ii, B. A. B., & Pengertian, A. (2002). No Title,
6–31.
World Health Organization
(2002). (2007).
Langganan:
Komentar (Atom)


